Assalamu’alaikum..
Ustadz apakah berdosa ketika sudah bersuami tapi jarang mengunjungi orangtua dan memberinya uang. Namun selalu ingat untuk mendoakan mereka. Tetapi orangtuanya membanding bandingkan dengan anak perempuan yang lain yang sering memberinya uang?
Ustadz apakah berdosa ketika sudah bersuami tapi jarang mengunjungi orangtua dan memberinya uang. Namun selalu ingat untuk mendoakan mereka. Tetapi orangtuanya membanding bandingkan dengan anak perempuan yang lain yang sering memberinya uang?
Jawaban:
Wa alaikum salam warahmatullahi wa barakatuh.
Hayyakillahu ukhtii, semoga Allah senantiasa merahmati dan memberkahi anda beserta keluarga. Kewajiban sejati seorang anak kepada orang tua adalah berbakti dan berbuat baik kepada mereka, bahkan hukumnya fardhu ain bagi setiap anak. Dan di dalam nash-nash al-Qur’an dan As-Sunnah biasa disebut Ihsaan atau Birr.
Wa alaikum salam warahmatullahi wa barakatuh.
Hayyakillahu ukhtii, semoga Allah senantiasa merahmati dan memberkahi anda beserta keluarga. Kewajiban sejati seorang anak kepada orang tua adalah berbakti dan berbuat baik kepada mereka, bahkan hukumnya fardhu ain bagi setiap anak. Dan di dalam nash-nash al-Qur’an dan As-Sunnah biasa disebut Ihsaan atau Birr.
Dan uniknya, ada beberapa nash di dalam Al-Qur’an dan sunnah yang
mensejajarkan antara kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada orang
tua.
Allah berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya: dan Allah telah memerintahkan kepada kamu; jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada orang tua”. QS Al-Isra’ 23.
Allah juga berfirman:
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya: Bersyukurlah kepada-KU, dan kepada kedua orang tuamu. QS Luqman 14.
Di dalam hadits Rasulullah ditanya:
أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ” الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Artinya: Apa amalan yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah
menjawab: Shalat pada waktunya, kemudian amalan apa lagi? Rasulullah
menjawab: Berbakti kepada orang tua, kemudian amalan apa lagi?
Rasulullah menjawab: berjihad fi sabilillah. Muttafaqun alahi.
“fenomena” ini tentunya merupakan indikasi kuat terkait agungnya
birrul walidain (berbakti kepada orang tua). Dan jika durhaka kepada
orang tua adalah bagian dari dosa besar, maka dapat dipahami dari hal
ini (mafhum mukhalafah), bahwa berbakti kepada orang tua merupakan
ibadah yang agung, bahkan sebagian ulama memandang bahwa ia dapat
menggugurkan dosa-dosa besar, sebagaimana pendapat imam Ahmad, dan
pendapat imam Makhuul sebagaimana dikutip oleh Ibnu Abdil Barr.
[Ghidzaul AlBaab Syarh Mandhumatul Adab karya: As-Safaariini, hal: 299].
Kalimat “berbakti kepada orang tua” makanya global, mencakup segala
bentuk perbuatan baik, baik secara lisan seperti berkata lembut kepada
mereka, maupun secara sikap dan perbuatan, seperti mematuhi mereka dalam
kebaikan dan membantu kebutuhan-kebutuhan mereka.[lihat Tafsir
As-Sa’di, hal: 456 dengan sedikit tambahan].
Dengan pemaparan diatas, maka mendoakan orang tua merupakan salah
satu bentuk birrul walidain yang agung, yaitu birrul walidain dengan
lisan. Namun tentunya anda memahami bahwa mendoakan orang tua adalah
ibadah yang sifatnya tersembunyi, sehingga ada potensi orang tua tidak
mengetahui tentang hal ini, karena mereka tidak merasakan “perhatian”
yang kongkrit dari anda, apalagi jika mereka masih hidup, maka mereka
tentu sangat mengharapkan “kehadiran” yang lebih dari anda, berupa:
komunikasi, ziarah, bantuan materi ataupun non materi dsb.
Oleh karena itu, jika anda dan suami memiliki waktu dan kesempatan,
maka diupayakan untuk meningkatkan intensitas komunikasi dan ziarah
kepada orang tua, dan jika hal itu sulit untuk direalisasikan, maka anda
dapat mempertahankan intensitas ziarah yang lama, namun ditingkatkan
kualitas “kehadiran” anda disamping mereka, dan jika hal itu dijadikan
sebagai bentuk “me-time” anda (yaitu “me-time” anda dengan orang tua)
maka akan sangat luar biasa.
Memanfaatkan kebersamaan anda bersama orang tua, maka anda dapat
menunjukkan isyarat-isyarat perhatian anda kepada mereka, bahwa anda
menyayangi mereka dan berusaha untuk tidak melupakan mereka dalam
lantunan doa anda, diharapkan dengan ini anda mendapat keridhoan orang
tua, dan mereka dapat memahami bahwa banyak bentuk dan cara berbakti
kepada orang tua.
Mungkin memberikan bantuan finansial kepada orang tua adalah salah
satu ukuran “birrul walidain” konkrit menurut ukuran kebanyakan orang
tua pada zaman ini, karena sangat terasa manfaatnya, olehnya sebagian
orang tua mengukur kesuksesan anak dan ketaatannya kepada orang tua
dengan ukuran ini, dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
memberikan isyarat terkait hal ini, ketika seorang sahabat mengadukan
ayahnya yang mengambil hartanya, beliau bersabda:
أَنْتَ وَمَالُكَ لِأَبِيكَ
Artinya:”Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu”. HR Ahmad dan dinyatakan
hasan lighairihi oleh Syua’ib Al-Arnauth dan dinyatakan shahih oleh
Syaikh Al-Albani.
Hadits diatas bukan justifikasi bagi orang tua untuk mengangkangi
seluruh harta anaknya, namun maksudnya, diperbolehkan bagi orangtua
untuk mengambil sesuatu dari harta anaknya sesuai dengan kebutuhan
primernya yang tidak memberatkan anaknya.[An-Nihayah fi Gharibil Atsar
1/834 dengan sedikit penyesuaian].
Dan para ulama kita mengisyaratkan makna ini di dalam buku-buku
mereka, As-Safaariini mengutip dari Abu Laith As-Samarqandi bahwa beliau
mengatakan:”Diantara hak seorang bapak kepada anaknya adalah memberinya
makan jika butuh kepada makanan, dan membelikan baju jika sang anak
memiliki kemampuan”.[Ghidzaul AlBaab Syarh Mandhumatul Adab karya:
As-Saffarini, hal:300].
Oleh karena itu, jika kita memiliki kelebihan harta dan orang tua
membutuhkan uluran tangan untuk kehidupan mereka, maka sangat dianjurkan
untuk memberikan kelebihan harta kita kepada mereka.
Namun jika penghasilan kita hanya cukup untuk menafkahi keluarga,
maka kita dapat mencari cara yang lain untuk berbakti kepada orang tua,
sebab pintu-pintu untuk berbakti kepada mereka terbuka lebar, dan
caranya-pun sangat banyak sebagaimana yang telah kami isyaratkan diatas.
Hal yang perlu digaris bawahi bagi anda, bahwa jawaban kami ini
berlaku jika ada ijin dari suami, anda boleh untuk menziarahi orang tua
dan memberi kelebihan harta kepada mereka jika suami mengizinkan,
kecuali jika anda memiliki penghasilan sendiri, maka tidak perlu izin
kepada suami untuk memberikan nafkah kepada orang tua. Dan tidak
dibenarkan bagi suami untuk melarang istrinya untuk berziarah kepada
orang tuanya, kecuali jika ada mudharat yang nyata dari ziarah tersebut,
bahkan bisa saja seorang suami berbagi pahala dengan istrinya dalam
masalah birrul walidain ini.
Wallahu A’lam bissowab.
Wallahu A’lam bissowab.
Dijawab oleh Ust. Lukman Hakim, Lc, M.A
(Alumni S1 Fakultas Hadits Syarif Universitas Islam Medinah Munawwarah dan S2 Jurusan Dirasat Islamiyah Konsentrasi Hadits di King Saud University Riyadh KSA)
(Alumni S1 Fakultas Hadits Syarif Universitas Islam Medinah Munawwarah dan S2 Jurusan Dirasat Islamiyah Konsentrasi Hadits di King Saud University Riyadh KSA)
Sumber: https://wahdah.or.id/berbakti-kepada-orang-tua-setelah-menikah/
0 Komentar